Halaman

Sabtu, 09 Februari 2013

Kalimat Shalawat Paling Utama




Al-Hamdulillah, segala puji bagi Allah atas segala nikmat-nikmat-Nya untuk kita. Khususnya nikmat iman dan Islam, dan dijadikan sebagai umat Nabi termulia, MuhammadShallallahu 'Alaihi Wasallam. shalawat dan salam semoga terlimpah kepada-nya, keluarga dan para sahabatnya.
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam sangat-sangat menganjurkan untuk memperbanyak shalawat atas beliau dalam beberapa haditsnya. Khususnya pada hari paling mulia, Jum'at.
Diriwayatkan dari Aus bin Aus, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda:
إِنَّ مِنْ أَفْضَلِ أَيَّامِكُمْ يَوْمَ الْجُمُعَةِ فِيهِ خُلِقَ آدَمُ وَفِيهِ قُبِضَ وَفِيهِ النَّفْخَةُ وَفِيهِ الصَّعْقَةُ فَأَكْثِرُوا عَلَيَّ مِنْ الصَّلَاةِ فِيهِ فَإِنَّ صَلَاتَكُمْ مَعْرُوضَةٌ عَلَيَّ



"Sesungguhnya di antara hari kalian yang paling afdhal adalah hari Jum'at. Pada hari itu Adam diciptakan dan diwafatkan, dan pada hari itu juga ditiup sangkakala dan akan terjadi kematian seluruh makhluk. Oleh karena itu perbanyaklah shalawat di hari Jum'at, karena shalawat akan disampaikan kepadaku…." (HR. Abu Dawud, Nasai, Ibnu Majah, Ahmad, dan al Hakim)
Dalam hadits yang lain, dari Anas bin Malik, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda;
أَكْثِرُوا الصَّلاَةَ عَلَىَّ يَوْمَ الْجُمُعَةِ وَلَيْلَةَ الْجُمُعَةِ فَمَنْ صَلَّى عَلَىَّ صَلاَةً صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ عَشْرًا

"Perbanyaklah shalawat kepadaku pada pada hari Jum'at dan malam Jum'at. Barangsiapa yang bershalawat kepadaku satu kalim niscaya Allah bershalwat kepada sepuluh kali." (HR. Al Baihaqi dalam Sunan Kubranya dan dinytakan oleh Syaikh al Albani dalam Ash Shahihah, sanadnya shalih)
Kalimat Shalawat Terbaik

Shalawat terbaik adalah shalawat yang telah diajarkan sendiri oleh Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam kepada para sahabatnya. Terdapat dalam Shahihain, dari Ka'b bin 'UjrahRadhiyallahu 'Anhu, dia berkata: Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam keluar menemui kami, lalu kami berkata: "Ya Rasulallah, kami telah mengetahui bagaimana kami memberi salam kepadamu, maka bagaimana kami bershalawat atasmu?"
Beliau menjawab : "Ucapkanlah:
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ اللَّهُمَّ بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ

"Ya Allah sampaikanlah shalawat atas Nabi Muhammad dan keluarganya sebagaimana engkau telah sampaikan shalawat atas Nabi Ibrahim dan keluarga-Nya. Sesungguhnya Engkau Dzat Mahaterpuji lagi Mahaagung. Ya Allah, berikah keberkahan kepada Nabi Muhammad dan keluarganya sebagaimana Engkau telah berkahi Ibrahim dan keluarganya. Sesungguhnya Engkau Dzat Mahaterpuji lagi Mahaagung." (HR. Bukhari dan Muslim)

Shalawat ini dikenal dengan shalawat Ibrahimiyah. Redaksi selain di atas banyak dan beragam. Jika seseorang bershalawat dengan selainnya yang tidak berlebihan maka tidak apa-apa. Seperti ucapan: Allaahumma Shalli 'Alaa Muhammad, Allaahumma Shalli Wasallim 'Alaa Nabiyyinaa Muhammad, dan semisalnya. Intinya, susunan kalimat shalawat yang semisal itu dibolehkan. Namun yang paling utama adalah kalimat yang diajarkan Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam kepada para sahabatnya.
Imam al-Nawawi rahimahullah berkata: "Apabila salah seorang kalian bershalawat kepada Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam, hendaklah ia menggabungkan antara shalawat dan salam. Tidak boleh ia hanya mengucapkan صَلَّى اللهُ عَلَيهِ saja atau عَلَيْهِ السَّلاَمُ saja." (Shahih al Adzkaar: I/325)
Ibnu Shalah rahimahullah berkata, "Sebaiknya penulis hadits dan para penuntut ilmu menulis shalawat serta salam atas Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam (dengan lengkap), dan ketika menyebutnya jangan bosan mengulang-ulangnya, karena yang demikian itu sangat besar manfaatnya yang akan segera dirasakan oleh penuntut ilmu dan (hadits) dan penulisnya. Barangsiapa yang lalai, maka ia tercegah mendapat pahala yang besar, hendaklah ia tidak memotongnya/tidak menyingkat ketika menulisnya." (Ilumul Hadits, karya Ibnu Shalah, hal. 124)

Seseorang yang ingin bershalawat, tidak boleh membuat shalawat-shalawat yang tidak pernah dicontohkan oleh Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam. Shalawat merupakan ibadah, dan ibadah dasarnya adalah ittiba' (mengikuti contoh Nabi). Dan di antara bentuk shalawat yang tidak dicohtohkan adalah Shalawat Badar, Shalawat Nariyah, Shalawat Fatih, dan lainnya. Wallahu Ta'ala A'lam.

Sumber : voa-islam.com

0 komentar:

Posting Komentar

 
;