Dahulu, Fudhail bin Iyadh biasa merampok di jalan seorang diri. Suatu malam ia berniat untuk merampok. Benar, ia bertemu dengan satu kafilah yang pulang kemalaman. Di antara sesama pedagang dalam kafilah itu berkata, “Sebaiknya kita menginap di desa ini saja, karena di depan sana ada seorang perampok, orang biasa dipanggil Al-Fudhail.”
Seketika itu Fudhail mendengar pembicaraan mereka, maka gemetarlah ia. Lalu Fudhail berkata, “Wahai rombongan pedagang, aku inilah yang bernama Fudhail, silahkan Anda semua meneruskan perjalanan. Demi Allah, sejak saat ini aku berniat tidak akan lagi berbuat maksiat kepada Allah.” Lalu Fudhail kembali ke rumah urung melaksanakan niat jahatnya.
Menurut riwayat lain, pada malam itu serombongan tamu bermalam di rumah Fudhail. Sementara Fudhail berkata, “Sekarang kalian aman dari gangguan Fudhail.” Bahkan malam itu Fudhail berkali kali menemui mereka menghidangkan makanan. Tiba-tiba Fudhail mendengar seseorang membaca ayat,
“Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman untuk tunduk hati mereka mengingat Allah.” (QS. Al-Hadid: 16)
Fudhail menjawab, “Benar, telah tiba waktunya.” Semenjak itulah dia bertaubat.
Sumber: 99 Kisah Orang Shalih, Muhammad bin Hamid Abdul Wahab, Darul Haq, Cetakan: 5 Shafar 1430/2009.
0 komentar:
Posting Komentar